About this blog
Diberdayakan oleh Blogger.
![]() Popular Posts
FollowersAbout Me
BlogrollAboutBlogger templates |
|
Bahan Pengawet Alami | 4/25/2012 09:09:00 AM |
komentar (0)
Filed under:
|
Alternatif Pengawet Pangan
Berdasarkan hasil kajian dan penemuan para ahli/ peneliti yang dimuat
dibeberapa media massa, bahan pengawet alternatif yang aman dan
tidak berbahaya bagi kesehatan adalah, Chitosan, Asap Cair (Liquid
Smoke), Kunyit, Air Ki, Air kelapa yang diberi mikroba (Asam Sitrat).
1) ChitosanDr. Ir Linawati ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan (FPIK- IPB) menyatakan chitosan merupakan bahan pengawet organik yang diperoleh dari produk turunan dari polimer chitin yang diproduksi dari limbah udang dan rajungan kadar chitin dalam berat udang berkisar 60–70% bila diproses menjadi chitosan menghasilkan Yield 15– 20%. Chitosan mudah mengalami degradasi secara biologis dan tidak beracun. Bila digunakan pada ikan asin, berfungsi sebagai pelapis (coating), agar tidak dihinggapi lalat, dan menghambat pertumbuhan bakteri. Penggunaan chitosan dapat mengawetkan sampai 8 minggu.
2) Asap Cair (Liquid Smoke)
Dr. AH. Bambang Setiadji, Dosen Fakultas MIPA, UGM, menemukan Asap Cair ( Liquid Smoke) bisa menjadi bahan pengawet pangan yang berfungsi sebagai antimikroba dan antioksidan. Untuk industri perkebunan asap cair digunakan sebagai koagulan lateks, hal ini karena asap cair bersifat fungsional seperti anti jamur, antibakteri dan anti oksidan yang dapat memperbaiki kualitas karet. Sedangkan penggunaan pada industri kayu dapat mencegah serangan rayap. Pemanfaatan Liquid Smoke pada industri pangan cukup digunakan 25% + 75% air kemudian digunakan untuk merendam ikan dan daging selama 15 menit. Pengawetan dengan merendam ikan dan daging pada asap cair (liquid smoke) ini bisa bertahan selama 25 hari.
3) Kunyit
Dr NL ida Soeid MS, menyatakan kunyit dapat digunakan sebagai pengawet tahu, disamping berfungsi sebagai warna juga sebagai antibiotik, sekaligus mencegah agar tidak cepat asam. Selain itu untuk kesehatan berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, antiradang dan antikanker. Kunyit basah kandungan utamanya adalah kurkuminoid 3-5%. Sedangkan untuk kunyit ekstrak kandungan kurkuminoid mencapai 40–50%. Untuk penggunaan kunyit disarankan agar tidak melalui pemanasan, terkena cahaya dan lingkungan yang basah. Sebaiknya kunyit ditumbuk digiling dan diperas airnya.
4) Air Ki (Air Endapan Abu Merang)
Air Ki ini dapat digunakan sebagai pengawet mie dan dapat bertahan sampai 2 hari. Sekarang sudah banyak dijual ditoko cina atau bisa juga membuat sendiri dengan membakar merang padi kemudian ambil abunya lalu larutkan dengan air, kemudian diendapkan sampai terpisah air dan abunya.
5) Asam Sitrat (Citric Acid)
Asam sitrat adalah pengawet yang dibuat dari air kelapa yang diberi mikroba. Asam sitrat yang siap pakai banyak dijual bebas ditoko kimia, namun kalau bahan baku air kelapa banyak, maka lebih baik dibuat sendiri, harganya akan lebih murah.
Selain bahan pengawet tersebut diatas, dalam skala kecil dapat juga menggunakan pengawet yang sudah lama dikenal dan banyak digunakan didaerah terpencil atau pedesaan berupa; jeruk nipis, asam jawa, garam dapur, gula, bawang putih disesuaikan dengan jenis produk yang dihasilkan. Hanya saja dosis penggunaannya selama ini umumnya belum standar, baru berdasarkan perkiraan pemakai. Untuk itu perlu penelitian dan pembinaan lebih lanjut. Untuk menghindari penggunaan bahan pengawet berbahaya serta meningkatkan pemanfaatan bahan pengawet alternatif yang aman bagi kesehatan maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut;
Pertama: membuat daftar bahan-bahan kimia berbahaya yang dilarang untuk digunakan pada produk makanan dan minuman dilengkapi dengan nama kimia dan nama perdagangannya.agar tidak terjadi kesalahan pemakaian oleh produsen.
Kedua: melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti; Pemeritah, Pelaku Usaha, Assioasi, Konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) maupun Perguruan Tinggi untuk menanggulangi penggunaan bahan pengawet berbahaya dan memberikan bahan pengawet alternatif yang aman dan tidak merugikan konsumen maupun produsen.
Ketiga: mensosialisasikan bahaya penggunaan bahan-bahan kimia terhadap konsumen dan produsen agar kedua belah pihak tahu dan mengerti tentang bahaya yang diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia terhadap makanan dan minuman.
pembuatan bubuk kedelai | 2/20/2012 02:47:00 PM |
Filed under:
|
Berikut cara pengolahan kacang kedelai menjadi bubuk kacang kedelai.
BAHAN : Kedelai
ALAT :
1) Alat penumbuk
2) Tampah (nyiru)
3) Ember plastik
4) Ayakan halus
5) Kompor
6) Alat penggorengan (wajan tanah)
7) Stoples
CARA PEMBUATAN :
Usaha pembuatan bubu kedelai ini dapat dilakukan dengan dua macam cara pembuatan yaitu :
A. Penggorengan sangrai langsung
B. Penggorengan sangrai dengan perendaman
A. Penggorengan Sangrai Langsung (tanpa minyak)
Bersihkan kedelai;
1. Panaskan wajan tanah selama 15 menit untuk mendapatkan panas yang merata. Kemudian goreng kedelai tersebut di atas wajan tanah sambil diaduk terus-menerus. Lakukan selama 15 menit (sampai pecah kulitnya)
2. Angkat dan dinginkan selama 5-10 menit lalu tampi untuk menghilangkan abu dan kulit yang telah terpisah dari biji
3. Tumbuk kasar untuk memisahkan kulit dan biji, lalu tampi lagi sampai tidak ada kulitnya
4. Kemudian tumbuk sampai halus, lalu ayak
5. Simpan bubuk kedelai dalam stoples.
B. Penggorengan Sangrai dengan Perendaman
1. Bersihkan kedelai, rendam selama 4 jam sampai kulitnya pecah sehingga getah yang terdapat antara kulit dan bijinya keluar
2. Remas-remas dengan tangan untuk memisahkan kulitnya, kemudian cuci kedelai yang telah terkupas dengan air, setelah itu tiriskan selama 15 menit
3. Jemur di bawah sinar matahari selama 1 hari sampai kering betul di atas tampah
4. Setelah kering goreng di atas wajan tanah yang telah dipanaskan dulu selama 15 menit
5. Angkat dan pindahkan ke dalam tampah untuk didinginkan dalam keadaan terbuka selama 15 menit
6. Kemudian tampi untuk memisahkan kulit yang masih ada. Pisahkan lembaga-lembaga yang hangus, karena akan mempengaruhi warna dan rasa bubuk kedelai yang dihasilkan
7. Selanjutnya tumbuk sampai halus dalam lesung kayu dan ayak
8. Simpan bubuk kedelai dalam stoples atau kaleng yang dapat ditutup rapat.
Bubuk kedelai harus disimpan dalam tempat yang tertutup rapat karena mudah menyerap air dari udara bebas, dan juga untuk mencegah tumbuhnya jamur (kapang) yang dapat merubah bau, rasa, dan warna. Bubuk kedelai siap dikemas dan dipasarkan.
Manisan Pare | 2/05/2012 01:09:00 PM |
Filed under:
|

1.Pare 1 kg
2.Gula pasir 1 kg
3.air 1 liter
4.Garam
5.Kapur sirih 1 sendok teh
Cara membuat:
1.Cuci bersih pare, remas-remas dengan garam agar rasa pahit hilang
2.Tusuk-tusuk pare dengan garpu,rendam dengan air kapur sirih selama 3jam
3.Cuci bersih pare sekali lagi agar sisa kaour sirih hilang
4.Rebus pare dengan air sampai matang ,angkat tiriskan
5.Rebus gula pasir dengan 1 liter air sampai mendidih, masukan pare masak sampai mandidihkembali kemudian diamkan semalam
6.Ulangi perebusan manisan pare pada esok harinya sampai 3 hari
7.Setelah pare terasa mania dan pahitnya berkurang, angkat tiriskan
8.Potong-potong manisan pare ,keringkan manisan pare dengan cara dioven atau dijamur di bawah sinar matahari
9.Jika sudah kering segera masukan dalam toples atau kantung plastik,tutup rapat
10.Manisan pare siap untuk dikonsumsi
Langganan:
Postingan (Atom)
© 2008 Mar'atu Zakiyah 4 TPHP 2
Design by Templates4all
Converted to Blogger Template by BloggerTricks.com